Pages

Senin, 12 September 2011

Catatan Rindu yang gamang

Masih terapung-apung bersama biduk
Di atas danau yang juga tidak pernah jadi milikku itu
Mencari  tepi masa dimana diriku bisa bertemu harapan
Tapi tak kunjung tiba bayang maya bulan kelabu memudar

Kita bersama dalam ruang sempit tak bersisi
Dipisahkan mimpi yang tak pernah punya kesamaan
Sesekali kuketuk dari sisi lain partisi ini
Suaranya terlalu naïf hingga tampak menjijikkan
Kata  berjubah pembelaan sang pengemis
Aku terkubur dalam anekdot diatas panggung pementasan ketoprak

Ada bulir peluh membasahi kening
Habis sudah energi terhisap ruang temaram itu
Sedang lagu terus mengalun datar mengantar kau hilang
Maka lelah mengusikku untuk terasing dari kewarasan yang utuh

Kucoba menyelamatkan diri pada jiwa yang lain
Memberi peran sahabat dalam elegi yang sedang didiktekan ini
Tapi ini dunia nyata yang dimana Tuhan berarti "disini tidak ada yang gratis"
Maka kemiskinan membunuhku untuk kesekiankali

Dimana kau kekasihku dulu?
Yang menggenggam telapak kanan ku dengan penuh rindu
Yang membiarkan ku membelai mu dengan pujian-pujian seluas langit biru
Pergikah kau menghilang dengan sayap ku yang ku berikan untuk mu dulu
Lepas dari sangkar hati yang akhirnya juga diriku
Tapi seperti jiwaku, kemana pun dirimu kau tetap yang terkasih untukku

Dimanakah bintang utara kini?
Masihkan yang kutitipkan mempunyai sinar
Karena tampak semakin meredup dari bawah sini
Aku akan terus menunggu jawaban itu datang
Dan sampai ketika petang pun menghampiri
Dan atau ketika itu tak ada lagi senandung cinta terdengar dari utara
Aku akan terus diatas biduk itu untuk terapung dibawa naungan pohon ini
Dengan cintaku yang tak terkikis masa
Dengan penantianku yang tak kunjung usai

2 komentar:

Grace de Gracious mengatakan...

mampir :) mencari bintang utara mungkin....

adityo lesmana mengatakan...

padahal yg sy tau tidak kemana2 ji itu bintang

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 anne nakke. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.