Di atas danau
yang juga tidak pernah jadi milikku itu
Mencari tepi masa dimana diriku bisa bertemu harapan
Tapi tak kunjung
tiba bayang maya bulan kelabu memudar
Kita bersama
dalam ruang sempit tak bersisi
Dipisahkan mimpi
yang tak pernah punya kesamaan
Sesekali
kuketuk dari sisi lain partisi ini
Suaranya terlalu
naïf hingga tampak menjijikkan
Kata berjubah pembelaan sang pengemis
Aku terkubur
dalam anekdot diatas panggung pementasan ketoprak
Ada bulir
peluh membasahi kening
Habis sudah energi
terhisap ruang temaram itu
Sedang lagu terus
mengalun datar mengantar kau hilang
Maka lelah
mengusikku untuk terasing dari kewarasan yang utuh
Kucoba menyelamatkan
diri pada jiwa yang lain
Memberi peran sahabat dalam elegi yang sedang didiktekan ini
Tapi ini
dunia nyata yang dimana Tuhan berarti "disini tidak ada yang gratis"
Maka kemiskinan
membunuhku untuk kesekiankali
Dimana kau
kekasihku dulu?
Yang menggenggam
telapak kanan ku dengan penuh rindu
Yang membiarkan
ku membelai mu dengan pujian-pujian seluas langit biru
Pergikah kau
menghilang dengan sayap ku yang ku berikan untuk mu dulu
Lepas dari
sangkar hati yang akhirnya juga diriku
Tapi seperti
jiwaku, kemana pun dirimu kau tetap yang terkasih untukku
Dimanakah bintang utara kini?
Masihkan yang kutitipkan mempunyai sinar
Masihkan yang kutitipkan mempunyai sinar
Karena tampak semakin
meredup dari bawah sini
Aku akan
terus menunggu jawaban itu datang
Dan sampai ketika
petang pun menghampiri
Dan atau ketika
itu tak ada lagi senandung cinta terdengar dari utara
Aku akan
terus diatas biduk itu untuk terapung dibawa naungan pohon ini
Dengan cintaku
yang tak terkikis masa
Dengan penantianku
yang tak kunjung usai
2 komentar:
mampir :) mencari bintang utara mungkin....
padahal yg sy tau tidak kemana2 ji itu bintang
Posting Komentar