Pages

Sabtu, 19 Oktober 2013

Maryam, garis batas kerinduanku pada wanita [rePost]

Pernahkah kau duduk disampingku?
Menatap arus awan menyentui surya
Mengikis urat ku yang lelah dengan sentuh
Lalu ku ukir kelingking ditengah helai kerudungnya

Kulihat sepi menghampiri
Sembari duduk aku meringis, takut

Beribu lembar devosi basi
Dibentangkan dalam simpul utas pecut
Aku yang bersimpuh dalam batas-batas mataku
Telingaku, bibirku, dan mimpi kecilku
Berusaha mengaduk langit yang berusaha kau bisikkan pada bumi

Seribu wanita lalu menahtakan keelokan kulit
Menumpahkan beribu debu di wajah lugu
Menjahit gencu lengket tepat di sisi bibir
Menelan pil untuk menyekik pinggul
Lalu membeber selangkangannya yang amis

Aku tidak kagumi
Hanya sedang asik melihat mu bermain
Dengan kertas, dengan pekik
Dengan ayat, dengan definisi
Masih berusaha membisikkan surga pada bumi

Tapi kau terlalu serius
Tidak menyadari kah aku masih mabuk menatap mu
Mengelilingimu dalam tarimu
Membelaimu dari sisi bias cahaya melalui kornea ku
Biar seribu wanita masih membeber selangkangan amisnya
Aku masih mengagumi dirinya
Meski harus selalu bertanya

Pernahkah kau mau duduk disampingku?
Mendengarkan puji-pujianku kepada mu
Hingga rindu, hingar haru

Maryam ku, wanita-Mu

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 anne nakke. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.